Setiap perempuan akan mengalami proses
persalinan yang berbeda satu sama lain. Ada yang hanya beberapa jam, ada juga
yang memakan waktu hingga berhari-hari. Pada prinsipnya, proses persalianan
terdiri dari 4 tahap, yaitu :
Kala 1, yang terdiri dari fase laten dan
fase aktif
-
Fase laten
Berlangsung selama
kira-kira 8 jam. Pada fase ini pembukaan servik terjadi sangat lambat, hingga
diperoleh ukuran pembukaan servik berdiameter 3 cm, disertai his dan keluar
lendir bercampur darah (bloody show). His masih dalam intensitas ringan,
menyerupai kontraksi braxton hicks tetapi frekuensinya teratur (15-20 menit
sekali) dan tiap his berlangsung selama 30-60 detik.
Bila kontraksi (his)
semakin kuat dan sering (tiap 5 menit sekali) atau terjadi pecah ketuban,
anjurkan ibu untuk segera pergi kerumah sakit atau rumah bersalin. Bagi
primipara, fase ini mungkin menjadifase terlama dalam persalinan.
-
Fase aktif
Fase aktif ini terbagi
lagi menjadi 3 fase, yaitu :
1. Fase
akselerasi. Pada primigravida, pembukaan servik bertambah dari 3 cm menjadi 4
cm dalam waktu sekitar 2 jam.
2. Fase
dilatasi maksimal. Pembukaan servik berlangsung lebih cepat, yaitu dari 4 cm
menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam.
3. Fase
deselerasi. Pembukaan servik melambat, dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm) dalam
waktu 2 jam.
Pada
fase aktif, his berlangsung lama (60-75
detik), lebih kuat, dan inervalnya lebih pendek (tiap 1-3 menit)
Kala
1 berlangsung selama lebih kurang 13 jam pada primigravida dan lebih kurang 7
jam pada multipara.
Usahakan
agar ibu hamil bersikap rileks karena dengan semakin rileks maka hambatan
terhadap kontraksi rahim dapat mempersulit proses pembukaan dan penipisan
servik akan semakin berkurang. Anjurkan ibu hamil untuk berjalan-jalan dan
menjaga agar tubuh tetap tegak untuk membantu memperlancar kontraksi. Hindari
posisi berbaring telentang dalam wajtu lama. Jika ibu hamil harus menjalani
tirah baring (bed rest), anjurkan ibu untuk berganti-ganti posisi tidurnya
sesering mungkin. Ibu hamil hendaknya berlatih untuk bernafas secara perlahan
dan dalam untuk memperoleh relaksasi, juga penting bagi ibu hamil mengosongkan
kandung kemihnya, dengan buang air kecil tiap jam menjelang partus.
-
Kala II
Tahap ini mungkin
merupakan fase tersulit tetap juga paling singkat waktunya. His semakin kuat
dan lebih cepat, sekitar 2 hingga 3 menit sekali.
Kepala janin sudah
turun memasuki rongga panggul berotasi, hingga mencapai dasar panggul. His yang
terjadi akan menimbulkan tekanan pada otot-otot dasar panggul. Akiatnya timbul
keinginan mengejan.
Perinium menonjol,
melebar, dan menipis dan anus membuka. Labia mulai membuka, kemudian tampak
kepala bayi dalam vulva pada saat his. Dengan tenaga mengejan dari ibu dan
kekuatan his, kepala bayi dilahirkan. Sesudah kepala lahir seluruhnya, kepala mengadakan
putaran paksi luar. Kemudian his timbul kembali untuk mengeluarkan badan dan
anggota bayi.
-
Kala III
Kala III berlangsung
mulai dari bayi lahir hingga plasenta lahir lengkap.
Enam hingga lima belas
menit sesudah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus yang disertai dengan
pelepasan dan pengeluaran plasentasecara spontan atau dengan tekana pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan darah, jumlah volume darah yang
keluar bersama plasenta ini maksimal sebanyak 400 ml. Lakukan pula pemeriksaan
apakah plasenta tersebut sudah dikeluarkan secara utuh dan lengkap.
-
Kala IV
Kala IV berlangsung
hingga 2 jam sesudah plasenta lahir. Pada periode ini penting dilakukan
pemeriksaan terhadap kontraksi uterus (rahim), perdarahan pervaginam atau
perdarahan dalam, juga tekanan darah ibu dan tanda-tanda vital lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar